THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kita harus yakin bahawa apa yang ditentukan oleh Allah buat kita, itulah yang terbaik.

FOLLOWERS

2009/10/29

gadis dan ayat suci - usman awang

Suara yang manis dalam bisik daun-daun
Beralun lagu Tuhan di sayap angin malam
Redup menyusup di bawah langit bertirai sepi
Gadis tetangga (simpatiku pada matanya yang buta)
Dari sinar hatinya membaca ayat-ayat suci

Awan-awan berderetan dalam arakan sejarahnya
Di mana lagu dan suara menjangkau pula
Semakin tinggi, meninggi tak tercapai mata
Disaputnya langit di atas awan berarak
Gema merdu meresap mengocak ke bintang terserak

Lalu melayah menurun mengusap puncak gunung
Melayang manis mencapai bukit-bukit gundul
Menurun lagi merendah mencecah hujung pucuk-pucuk
Dari ranum dalam kembang-kembang segar senyum
Ah, merendah pula ia meratai bumi Tanahair

Semakin malam lagu Tuhan dari bibir syurga
(Gadis buta melanjutkan khatam bulan puasa)
Membawa para malaikat menjengah dada manusia
Hidup yang damai dari keyakinan dan cinta
Berdetiklah di hati, meski manusia paling ganas sekali

Suara yang manis dalam bisik daun-daun
Gadis cacat dan ayat suci beralun
Meski tidak melihat, malah itulah pula
Kesuciannnya syurga hidup perdamaian manusia
Berdetiklah di hati, meski manusia paling ganas sekali

( 1950 - Puisi-Puisi Pilihan Sasterawan Negara, DBP 1991)

Puisi derai derai cemara

Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah


Chairil Anwar
1949

setitis airmata dan seulas senyuman

Takkan kutukar dukacita hatiku demi kebahagiaan khalayak. Dan, takkan kutumpahkan air mata kesedihan yang mengalir dari tiap bahagian diriku berubah menjadi gelak tawa. Kuingin diriku tetaplah setitis air mata dan seulas senyuman.
Setitis airmata yang menyucikan hatiku dan memberiku pemahaman rahsia kehidupan dan hal ehwal yang tersembunyi. Seulas senyuman menarikku dekat kepada putera kesayanganku dan menjelma sebuah lambang pemujaan kepada tuhan.
Setitis airmata meyatukanku dengan mereka yang patah hati; Seulas senyum menjadi sebuah tanda kebahagiaanku dalam kewujudan.
Aku merasa lebih baik jika aku mati dalam hasrat dan kerinduan berbanding jika aku hidup menjemukan dan putus asa.
Aku bersedia kelaparan demi cinta dan keindahan yang ada di dasar jiwaku setelah kusaksikan mereka yang dimanjakan amat menyusahkan orang. Telah kudengar keluhan mereka dalam hasrat kerinduan dan itu lebih manis daripada melodi yang termanis.
Ketika malam tiba bunga menguncupkan kelopak dan tidur, memeluk kerinduannya. tatkala pagi menghampiri, ia membuka bibirnya demi menyambut ciuman matahari.
Kehidupan sekuntum bunga sama dengan kerinduan dan pengabulan. Setitis airmata dan seulas senyuman.
Air laut menjadi wap dan naik menjelma menjadi segumpal mega. Awan terapung di atas pergunungan dan lembah ngarai hingga berjumpa angin sepoi bahasa, jatuh bercucuran ke padang-padang lalu bergabung bersama aliran sungai dan kembali ke laut, rumahnya.
Kehidupan awan-gemawan itu adalah sesuatu perpisahan dan pertemuan. Bagai setitis airmata seulas senyuman. Dan, kemudian jiwa jadi terpisahkan dari jiwa yang lebih besar, bergerak di dunia zat melintas bagai  segumpal mega diatas pergunungan dukacita dan dataran kebahagiaan.
Menuju samudera cinta dan keindahan – kepada Tuhan.

 ~ Khalil Gibran

2009/10/27

Puisi satu - Ke makam bunda

Puisi ni begitu aku minati ketika aku di tingkatan 5, sehingga kan bila cikgu minta bacakan puisi ni, aku lah org pertama yg angkat tangan..sekarang puisi ni menjadi pengubat rindu ku pada arwah bunda...



Kami mengunjungi pusara bonda
Sunyi pagi disinari suria
Wangi berseri puspa kemboja
Menyambut kami mewakili bonda

Tegak kami di makam sepi
Lalang-lalang tinggi berdiri
Dua nisan terkapar mati
Hanya papan dimakan bumi

Dalam kenangan kami melihat
Mesra kasih bonda menatap
Sedang lena dalam rahap
Dua tangan kaku berdakap

Bibir bonda bersih lesu
Pernah dulu mengucupi dahiku
Kini kurasakan kasihnya lagi
Meski jauh dibatasi bumi

Nisan batu kami tegakkan
Tiada lagi lalang memanjang
Ada doa kami pohonkan
Air mawar kami siramkan

Senyum kemboja mengantar kami
Meninggalkan makam sepi sendiri
Damailah bonda dalam pengabadian
Insan kerdil mengadap Tuhan

Begitu bakti kami berikan
Tiada sama bonda melahirkan
Kasih bonda tiada sempadan
Kemuncak murni kemuliaan insan

-Usman awang

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Nuff

Do'a ku


isLAM Pictures, Images and Photos
Assalamuallaikum
Semuga Barokkah

ALLAH-Muhammad (PBUH) Pictures, Images and PhotosALLAH-Muhammad (PBUH) Pictures, Images and Photos
~Simply Little~ True Love
ALLAH-Muhammad (PBUH) Pictures, Images and PhotosALLAH-Muhammad (PBUH) Pictures, Images and Photos

4 Kul


 
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket